Jumat, 10 Juni 2011

Sulit untuk dijelaskan

Oke. cerita dimulai di rabu pagi yang cerah. tepatnya pada tanggal 8 Juni 2011, saya dan teman-teman kelas saya memutuskan untuk pergi touring ke daerah Gunung Tangkuban Perahu. Itung-itung menghilangkan rasa penat, sekaligus melepas rasa kangen dengan teman-teman yang lain.

Tertawa riang sembari mengingat kembali kenangan yang sudah terlewat. Aku rasa, ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan.

Dan kami pun berangkat. Waktu berlalu, banyak hal menarik yang kami alami pada hari itu. Sampai tiba waktunya makan siang. Berhubung di pagi hari aku terlambat bangun sehingga waktu sarapan pun terlewat, alhasil aku pun tak kuasa menahan sakitnya perutku yang keroncongan. Apalagi setelah ditambah perjalanan jauh.

Seperti yang kalian tau, produksi asam lambung meningkat saat perut kita tidak terisi apapun. Dan apabila hal itu dibiarkan maka akan menimbulkan gastritis (maag). Atau dalam bahasa sunda lebih dikenal dengan istilah salatri.

Yang tidak aku suka dari tingkah polah teman-teman ku, mereka semua sulit untuk diajak bekerja sama. Bahkan memutuskan tempat untuk istirahat makan siang pun sulit. Arghhhh, dan itu membuat saya frustasi. Ditambah, sebagian orang lebih mementingkan perutnya masing-masing tanpa memperdulikan perut teman-temannya yang lain. Dan gue langsung bete, mana yang kalian sebut kebersamaan? bukankah lebih baik kita mencari jalan keluar dari masalah ini secara bersama!


Menit demi menit kami habiskan dengan hal percuma. perut saya semakin sakit. Dan akhirnya satu tempat diputuskan 'cari warung makan diluar'. Oke Akhirnya. Di tengah jalan motor yang aku pakai pun ngadat. Entah karena belum diservis atau memang aku yang tak bisa menjalankannya dalam trek seperti itu, gue gak ngerti.


Sesampainya di tempat makan mereka pun tak langsung masuk tapi malah melanjutkan perdebatan. Nampak seperti mereka tak memperdulikan teman-teman yang lainnya. Amarah dan rasa kesal pun makin menjadi. Saat itu aku pun berfikir "Apa sih susahnya masuk, yang bawa bekel makan aja bekelnya, yang udah makan ya udah diem, yang mau pesen cepet pesen, yang penting makan!!".


Berhubung udah bad mood makanan yang saya pesan pun tak lebih dari sekedar numpang lewat. Yang pasti saat tuan lambung menolak bapak ibu makanan yang ingin bertamu (perut gue kaget karena dari pagi ga sarapan dan menunda-nunda makan siang). Sakitnya bikin makin bete aja.


Langit yang semakin gelap, mendorong aku untuk melihat jam di handphone ku. Dan waktupun menunjukan bahwa sudah saatnya saya bekerja. Dan hal yang membuat amarah ku makin menjadi, sebagian teman-teman ku malah bersantai-santai dan berdiskusi untuk acara kelas selanjutnya. Aku tahu, saya mungkin termasuk salah satu orang yang egois apabila aku memustuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sehingga, pada akhirnya aku pun memutuskan untuk berdiam diri. Tapi mereka malah makin mengulur-ngulur waktu, sehingga tanggung jawabku untuk mengajar pun semakin terbengkalai menit demi menitnya.

Maka dari itu kawan, mari kita per-erat tali silaturahmi ini dengan saling mengerti satu sama lainnya. Semoga hal seperti ini tidak terjadi di masa yang akan datang. Mohon maaf apabila sikap aku sedikit menjengkelkan kalian pada waktu itu.

0 comments:

Posting Komentar